Header Ads

Apa Itu Cap Go Meh?



PanjiPost,- Cap Go Meh merupakan salah satu perayaan yang dinanti-nanti bagi masyarakat Tionghoa.

Cap Go Meh merupakan puncak dari perayaan Imlek. Perayaan tersebut diselenggarakan pada hari ke-15 bulan pertama dalam penanggalan Tionghoa.

Adapun untuk mengetahui jadwal perayaan Cap Go Meh, dapat dihitung dari awal Tahun Baru Imlek. 

Istilah Cap Go Meh berasal dari bahasa Hokkien "Chap Goh Meh" yang berarti malam kelima belas.

Istilah ini umum digunakan oleh masyarakat Tionghoa di Indonesia dan Malaysia. Sedangkan di Tiongkok, perayaan ini dikenal dengan nama Festival Lampion.

Pada perayaan Cap Go Meh atau Festival Lampion ini, biasanya masyarakat Tionghoa akan mengawalinya dengan dengan berdoa di vihara atau klenteng. Setelah itu, dilanjutkan dengan iringan kenong dan simbal serta pertunjukan barongsai dan pertunjukan tradisional masyarakat setempat.

Dilansir dari laman StudyCLI, perayaan Festival Lentera (lampion) dimulai sekitar 2.000 tahun yang lalu selama Dinasti Han (202 SM-220 M). Asal-usul perayaan ini tidak diketahui pasti.

Namun, terdapat dua cerita berbeda yang digunakan masyarakat Tionghoa untuk menjelaskan dari mana asal perayaan Festival Lentera. Salah satu cerita tentang asal-usul Festival Lentera mengatakan bahwa liburan ini diciptakan selama masa Kaisar Ming dari Han (58-75 M).

Kaisar Ming adalah pendukung Buddhisme, dan setelah dia mengetahui bahwa umum bagi biksu Buddha untuk menyalakan lentera pada hari ke-15 bulan pertama kalender lunar, dia memerintahkan agar istana kekaisaran dan rumah tangga individual melakukan hal yang sama. Praktik ini bertahan sebagai Festival Lentera saat ini.

Ketika putrinya mendengar rencana ayahnya, dia merasa kasihan kepada warga desa yang tidak berdaya dan memperingatkan mereka tentang apa yang akan terjadi. Untuk menyelamatkan diri, warga desa memutuskan untuk menipu Kaisar Jade dengan membuatnya berpikir bahwa desa mereka sudah terbakar.

Mereka melakukannya dengan menggantung lentera merah, melepaskan kembang api, dan menyalakan api di seluruh desa. Rencana mereka berhasil. Kaisar tertipu dan desa itu diselamatkan. Setelah itu, penduduk terus menyalakan kembang api dan menggantung lentera merah setiap tahun untuk memperingati peristiwa tersebut.(*)

Sumber: Detik.com

Tidak ada komentar

Selamat datang di Website WWW.Panjipost.com, Terima kasih telah berkunjung.. Semoga anda senang!! Tertanda Pemred: Andi Woo