Kelangkaan Solar di Sumbar Kian Parah, Oknum SPBU Diduga Bermain, Warga Desak Pertamina Bertindak
Sumbar,- Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Solar kembali melanda sejumlah wilayah di Provinsi Sumatera Barat. Kondisi ini memicu keresahan masyarakat, terutama para sopir angkutan barang dan kendaraan logistik yang terpaksa berhenti beroperasi karena kehabisan bahan bakar.
Sejumlah SPBU di Kota Padang dan kabupaten sekitarnya dilaporkan tidak memiliki stok Solar sejak beberapa hari terakhir. Antrean panjang bahkan kerap terjadi di beberapa titik yang masih memiliki pasokan terbatas.
“Sudah beberapa pekan sulit dapat Solar. Kadang SPBU bilang habis, kadang juga katanya belum datang dari depot,” ungkap salah satu sopir truk yang antri untuk pengisian BBM pada salah satu SPBU di kota Padang, (16/10/2025).
Situasi ini menimbulkan dugaan adanya praktik permainan oknum SPBU dan mafia minyak, yang memperparah distribusi Solar bersubsidi. Masyarakat mendesak Pertamina untuk segera menindak tegas SPBU nakal yang menjual BBM bersubsidi ke pihak-pihak yang tidak berhak.
Diketahui, berdasarkan keterangan resmi Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah, pemerintah pusat telah menambah kuota Bio Solar sebanyak 70.000 kiloliter, sehingga total alokasi untuk Sumatera Barat kini mencapai 566.000 kiloliter. Penambahan ini diharapkan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga akhir tahun.
Adapun masalah pendistribusian yang belum merata menyebabkan masyarakat di beberapa daerah masih sulit mendapatkan pasokan. Pemerintah Provinsi Sumbar bersama Pertamina dan BPH Migas disebut tengah melakukan koordinasi intensif untuk mempercepat penyaluran dan memastikan pasokan merata di seluruh SPBU.
Langkah-langkah yang kini sedang dilakukan antara lain:
Penambahan kuota Bio Solar sebesar 70.000 kiloliter, koordinasi lintas lembaga untuk mempercepat distribusi dan pemantauan ketat di lapangan untuk mencegah terjadinya kelangkaan BBM di Sumatra Barat.
Kelangkaan Solar ini bukan hanya persoalan bahan bakar, melainkan juga menyentuh urat nadi perekonomian daerah, terutama sektor transportasi dan distribusi barang yang sangat bergantung pada kelancaran suplai energi.
Sementara itu kepala dinas ESDM Sumbar Helmi Heriyanto mengatakan sedang dikoordinasikan dengan Pertamina agar langkah langkah yang diambil dapat mengantisipasi penyalahgunaan pendistribusian BBM.(*)
Post a Comment